NASEHAT DARI PAK RT
Senin, 14 april 2014. Tepatnya
sesudah sholat magrib pada malam ini. Seorang penghuni asrama mengetokkan pintu
kamar. Dia memberitahukan kepada aku untuk pergi berjumpa bersama pak RT yang
berada di bawah Wilayah naungannya. Di saat itu saya sedang melepaskan tas
untuk menggantung ke tempat penggantung baju dibelakangpintu.
"Jon Jon sebenta agek kite
same-same bejumpe ame bapak RT ye, untuk
melapor kalau kite ade di sini dan sekalian silahturahmi dengan bapak" aku
langsung menjawab " iyelah bang tapi tak lame kan, karene sebenta agik Jon
nak kelua juge".
Kawan-kawan semua sudah berkumpul di
ruangan tengah yang tidak ada satu pun barang atau kursi di lantai. Aku
bersiap-siap melangkahkan kaki dari kamar menggunakan kaki kanan. Semoga
langkah ini menjadi awal yang baik dan mendapatkan respon yang bagus dari pak
RT. Semua sudah keluar dari rumah dan tidak ada satupun dari kami yang tidak
ikut ke tempat tujuan. Kini pagar di kunci dan rumah telah aman rasa
kekhawatiran di diri kami sudah hilang.
Ke rumah pak RT kami berjalan kaki
bersama- sama dan walaupun rumahnya kami tidak tau tetapi tidak menjadi
persoalan masalah buat semua. Sesampai di belokan tikungan pertama salah satu
di depan aku berjumpa dengan gadis yang baru mau keluar dari rumahnya. Dengan
percaya diri pertanyaan itu keluar dari mulut lelaki itu " kak tau rumah
pak RT di wilayah ini", gadis itu diam sejenak untuk mengingat kembali
" di sini ada dua pak RT yang tinggal tapi pak RT yang mana ya bang"
ucapan kembali membalas kepada lelaki itu " pak RT yang dua orang ini
ciri-cirinya gimana kak, soalnya kami lupa namanya tapi kami tau cirinya. Apa
dia ini hitam dan agak kurus juga dan dia bekerja di satpol pp" kak itu
melontarkan senyum yang manis " iya bang cirinya seperti itu dan rumahnya
lurus saja dari sini di depan sebelum ketemu jalan mentok dari rumah kedua
mentok itu, di situlah rumahnya yang sebelah kanan".
Kami lalu. Berjalan kembali sambil
bergurau ria supaya tak terasa kaki untuk melangkah. Sebelum bertemu jalan
mentok salah seorang dari kami berhenti dan bertanya lagi ke pada gadis yang
duduk di depan rumah itu. Gadis itu cantik sehingga dari sebagian kami
bergiliran bertanya - tanya walapun pertanyaan itu bertujuan sama yang penting
isinya awalnya beda dan perhatiannya dapat di muka. " dek rumah pak RT
dimana ya", gadis itu melihat kami yang berjumlah delapan orang satu
persatu di lihat dia " rumah pak RT di depan itu bang. Tetapi dari pertama
sebelah kanan saya yang warna abu-abu".
Setelah pertanyaan demi pertanyaan di
lontarkan selesai, bergeraklah kami ke tempat pak RT. Sebelumnya ketika
pertengahan bulan maret kami pindah ke rumah yang baru di seijang, kami belum
sempat melapor ke pada pak RT untuk melapor kediaman kami. Selama tiga minggu
sehabis pemilihan legislatif calon pemimpin di negeri ini. Baru sekarang kami
mengatakan dan silahturahmi ke rumah pak RT. Mak lum kate orang asrama lagi
sibuk dan jadwal padat.
Sesampai berjumpa rumah pak RT salam
di katakan dari kami masing-masing. Dan sekali saja bpak itu mengucapakn
jawaban salamnya dari kami. Sungguh lega rasanya dan menyambut dengan baik
bahkan di persilahkan masuk ke rumah sambil duduk di kusri tamu berbentuk
lingkaran berbentuk hurup U.
Dari ketua asrama langsung berdialog
dengan mengucapkan kata maap yang seikhlasnya karena terlambat menginformasikan
tentang kediaman kami. Pak RT menangkapnya dengan berguarau " walaupun
terlambat tetapi tak jadi masalah itu yang penting kalian sudah melangkah kan
kaki dengan hati yang baik untuk berjumpa dengan bapak, jadi bapak sekarang
sudah melihat sypa saja orang yang menghuni di asrama itu,KTP nya ada di
bawa", tanya pak RT kembali. Sudah pak, ni KTP . Dan kami yang tinggal di
asrama berjumlah 12 orang, maap yang datang hanya segini selebihnya ada yang
kuliah ", ucapan dari ketua Madi. " iyelah, jadi disini pesan dari
saya ketika kalian di tempat orang jagalah kebersihan dan kehormatan itu yang
utama, jika ada cewek yang bertamu jangan terlalu larut. Dan jika ada penghuni
baru tolong kabari secepatnya". Dialog antara pak RT bersama kami ber
akhir hampir satu jam.
Kami mulai pamit dan langsung pulang,
walaupun terasa cepat tapi Alhamdulillah masalah sudah selesai. Semua terasa
senang dengan ucapan dari pak RT yang menyambut dan memberi nasehat yang baik.
Jalan kaki di mulai dengan
melangkahkan kaki untuk pulang ke asrama, ternyata jalan pulang terasa jauh
karena jalan yang kami lalui adalah tebingan aspal rumah ini. Keringat demi
keringat keluar dari kening jantan ini. Tetapi melalui pembicaraan sepanjang
jalan membuat tak terasa telah sampai di asrama putra HMKN Tanjungpinang ini.
Terkadang kita tak pernah tahu
akibatnya, karena apa yang kita banyangkan tak seprti kita pikirkan. Hadapi
masalah, jangan pikirkan buruknya..by june