Minggu, 27 April 2014

Kisah teman.

Tok..tok.tok.. nada sms masuk di hp sony ericson merek WT31i warna hitam layar sentuh. Saat itu aku lagi terbaring di kasur berukuran 1 x 1/2 meter dengan beralaskan sampul warna putih.

Perasaan ku sedang dalam keadaan sadar tapi belum terbangun di pagi itu. Karena begadangnya semalam membuat ku malas untuk bangun pagi-pagi. Posisi di saat itu sedang berbaring miring sebelah kiri sambil memeluk bantal guling. Terasa sangat enak ketika memeluk sebuah guling yang lembut. Mata ku kini terbuka satu dan satunya lagi tertutup bantal kepala. Tangan sebelah kanan merayap di sela-sela bantal kepala untuk mencari hp yang berdering.

Dalam keadaan sadar jam telah menunjukkan pada setengah sepuluh. Terlihat sebuah sms masuk dan ternyata dari dia. Aku langsung bangun dan menuju ke kamar mandi. Segala perlengkapan alat perang untuk mandi seperti handuk, celana dalam dan sikat gigi aku bawa semua kedalam kamar itu.

Kali ini mandi dengan tidak seperti biasanya. Sebab ak tak mau dia nunggu terlalu lama berada di depan halaman rumah untuk menjemput ku. Sebelumnya aku sering membuatnya menunggu terlalu lama menunggu di depan sampai membuat dia marah karena ini.

Kini aku telah merasa siap dari biasanya. Rambut di sisir rapi sebelah kanan menggunakan minyak yang membuat rambut menjadi keras dan bergaya. Baju di semprotkan minyak wangi biar tercium sedap ketika berkomunikasi. Sekarang aku mulai balas sms bahwa siap untuk di jemput.

Aku keluar dari kamar lalu menuju ke teras di luar. Menunggu dengan keadaan siap ternyata lebih berasa lebih dari biasanya. Aku duduk di atas motor ke punyaan temanku. Sambil menunggu tak lupa untuk sms ke dua kalinya bahwa sudah siap. Seblumnya kami sudah berjanji dari semalam untuk besok pagi keluar pada jam sepuluh. Sekarang aku telah menunggu hampir stengah jam dan kini telah menunjukkan tepat pada waktunya.

Sms mulai kembali terulang ke dia. Pengiriman itu dengan kata yang sama. Emosi di pagi itu hampir mau keluar karena menunggu terlalu lama. Tiba-tiba hujan datang dengan pelan terus langsung lebat. Aku pikir itu hujan hanya berjalan untuk menuju lokasi lain, maklum lah di pinang sering terjadi hujan lokal perumahan. Perasaan terasa kalau perumahan ini tidak kena ujan. Beberapa menit kemudian hujan semakin lebat di daerah sini. Emosi kini tak bisa di bendung lagi. Sekarang aku melemparkan emosi di pikiran ke pada hujan. " mengapa hujan pulak sekarang nii, mane udah siap semua, jangan lah kau hujan pagi ini". Pembicaraan sendiri berakhir di beberapa menit kemudian, emosi yang tadinya kian menaik sudah hilang.

Aku balik ke kamar dan mulai berbaring. kini ku telpon dia kembali untuk membatalkan kepergian hari ini, akhirnya dia ada menjawab " bro maap tak ada pulsa, skrng kan hujan kita batalkan malam aj ya" aku lalu mematika hp Lalu kembali tidur untuk menunggu redanya hujan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar